Obituari: Selamat Jalan Ir. Akhmad Zainal Abidin, M.Sc., Ph.D.

BANDUNG – Keluarga besar Institut Teknologi Bandung (ITB) menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya Ir. Akhmad Zainal Abidin, M.Sc., Ph.D., dosen dan peneliti di Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri. Beliau wafat pada 23 November 2025, meninggalkan seorang istri dan lima orang anak. Kepergian beliau meninggalkan jejak panjang pengabdian dalam pendidikan tinggi, riset polimer, serta inovasi pengelolaan sampah berorientasi ekonomi sirkular yang manfaatnya dirasakan luas oleh masyarakat dan industri.

Almarhum lahir di Cirebon pada 25 Juni 1963. Perjalanan akademiknya dimulai dari Teknik Kimia ITB yang diselesaikan pada tahun 1987, kemudian berlanjut ke studi magister di bidang Polymer Science and Technology di University of Manchester, Inggris (1991), dan doktoral di bidang Polymer Engineering di The University of Manchester Institute of Science and Technology (UMIST), Inggris (1996). Bekal keilmuan tersebut menjadi fondasi kuat bagi kiprahnya sebagai ilmuwan polimer yang konsisten mengembangkan riset dari hulu ke hilir, dari laboratorium hingga aplikasi nyata di lapangan.

Sepulang dari studi doktoralnya, beliau menapaki karier panjang di ITB dalam tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu peran penting yang diembannya adalah sebagai Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran di Teknik Kimia ITB. Di ruang akademik, beliau dikenal sebagai pengajar yang tekun, pembimbing yang sabar, dan rekan diskusi yang terbuka, membangun tradisi riset polimer yang aplikatif namun tetap kokoh secara fundamental. Pada periode lain, beliau juga turut memperkuat pengembangan pendidikan Teknik Kimia di luar kampus utama, termasuk menjadi Ketua Program Studi Teknik Kimia di Institut Teknologi Sumatera (ITERA) pada 2019–2022.

Bidang keahlian beliau berakar pada Chemical Engineering, Polymer Science and Technology, serta Polymer Engineering. Dalam riset, beliau banyak menaruh perhatian pada penguatan fungsi dan teknologi pemrosesan polimer untuk kebutuhan industri dan lingkungan: dari superabsorbent polymer, material ramah lingkungan, teknologi pengolahan karet alam, dan beragam teknologi polimer lainnya. Produktivitas ilmiahnya tercermin pada deretan publikasi dan presentasi nasional-internasional selama lebih dari satu dekade terakhir, yang kerap melibatkan kolaborasi lintas mahasiswa, peneliti muda, serta mitra industri.

Salah satu warisan yang paling dikenal luas oleh publik adalah lahirnya Teknologi MASARO (Manajemen Sampah Zero). Berangkat dari riset skala laboratorium, beliau merancang sistem pengolahan sampah terpadu yang memadukan teknologi  depolimerisasi, pengolahan residu, dan konversi sampah organik menjadi pupuk/pakan. Inisiatif ini tidak sekadar konsep, melainkan tumbuh menjadi gerakan dan unit-unit implementasi di berbagai kota/kabupaten, sekaligus menegaskan keyakinan beliau bahwa riset harus hadir sebagai solusi nyata bagi persoalan bangsa. Perjalanan inovasi MASARO juga melahirkan belasan paten/HAKI di bidang pengolahan sampah, teknologi polimer, dan produk turunannya, yang sebagian telah memperoleh status granted, serta menjadi landasan pendirian ekosistem industri pengolahan sampah MASARO.

Di luar kampus, beliau aktif dalam organisasi profesi dan jejaring industri, antara lain sebagai Ketua Himpunan Polimer Indonesia (2001–2004), Steering Board Majalah Polimer Indonesia, serta pengurus di berbagai asosiasi polimer dan industri plastik nasional. Ia juga dipercaya memimpin dan terlibat dalam banyak tugas strategis negara: penyusunan Kebijakan Industri Nasional, Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), pengembangan pusat unggulan petrokimia, hingga roadmap industri petrokimia Indonesia. Pada level implementasi, beliau memimpin banyak studi kelayakan, desain, dan pembangunan fasilitas pengolahan sampah MASARO di daerah-daerah, bekerja bersama pemerintah daerah, kementerian, BUMN, dan mitra internasional.

Dedikasi panjangnya mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Di antara penghargaan yang pernah diterima beliau adalah Satyalancana Karya Satya, Lencana Pengabdian ITB, HPI Award, serta penghargaan karya inovasi ITB. Penghargaan-penghargaan tersebut tidak pernah beliau jadikan tujuan akhir, melainkan pengingat tanggung jawab untuk terus melayani ilmu, bangsa, dan lingkungan.

Selamat jalan, Pak Zainal. Kepergianmu adalah kehilangan besar bagi ITB dan dunia keilmuan polimer Indonesia, namun jejak pengabdianmu akan terus hidup dalam karya, murid-murid yang pernah dibimbing, serta masyarakat yang merasakan manfaat inovasimu.

Semoga amal bakti dan seluruh ikhtiar beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta ketabahan.

en_USEnglish