Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meninjau pengembangan biohidrokarbon dari kelapa sawit di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia, Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurutnya, hasil pengembangan katalis di Laboratorium ITB ini tentunya juga bisa diarahkan untuk mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Proses ini tentunya akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit, namun di masa depan akan mengurangi ketergantungan kita terhadap impor BBM,” kata Darmin di Bandung, Jumat (6/9).
Dia berharap, ITB dapat mengembangkan katalis khusus secara komersial yang akan menjadi pendorong diproduksinya green fuel berbasis CPO. Dengan demikian, diharapkan akan mengurangi ketergantungan impor BBM yang akan menghemat devisa negara.
“Artinya apa kita ingin bisa kurangi defisit neraca perdagangan terutama migas, tetapi juga kita bisa melepaskan diri dari ketergantungan kepada Eropa dan Amerika,” katanya.
Mantan Direktur Jenderal Pajak itu mengimbau agar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), PT Pertamina (Persero) serta BUMN lainnya memberi dukungan penuh terhadap penelitian dan pengembangan Bahan Bakar Nabati, seperti yang telah dilakukan ITB bersama Pertamina RTC.
“Ini yang kita betul-betul samakan sehingga kita datang ke sini bicara tiga tahun ke depan ITB mengembangkan katalis nanti kita duduk sama sama dalam membuat skenarionya dengan Kementerian ESSN, Kementerian BUMN sehingga bisa kita segera selain wujudkan B30 mungkin 1-2 tahun kemudian kita bisa masuk ke b50 dan seterusnya,” tandasnya.
Sumber: Merdeka.com